NamaLabel

+

Laporkan Penyalahgunaan

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

?orderby=published&alt=json-in-script&callback=labelthumbsfoto\"><\/script>");
?alt=json-in-script&callback=showpostcount">

Iklan

Slider

Headline

Jelajahi

  • Jelajahi

    Copyright © Ratbemath
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Terkini

    Terkini

    Iklan

    JustForex

    Populer Tahun ini

    Terpopuler

    Terpopuler

    Populer Minggu ini

    Populer Bulan ini

    Contoh Etnomatematika Pada Ruang Vektor

    Posting Komentar
    Secara umum, matematika berkaitan erat dengan pendidikan. Konsep yang ada pada matematika dapat dipelajari serta dipahami di sekolah namun, tidak hanya di sekolah saja melainkan melalui kehidupan sehari-hari secara tidak langsung matematika telah melekat dalam masyarakat. Etnomatematika adalah “matematika terapan” yang berkembang dalam kelompok budaya yang dapat diidentifikasi seperti masyarakat suku bangsa, kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu dan kelas profesional”. Singkatnya etnomatematika merupakan bentuk matematika yang telah terlebur dalam kebudayaan. Berikut contoh penerapan etnomatematika pada ruang vektor :



    1. Rumah Baduy



    sumber gambar: https://images.app.goo.gl/M8p6TF6oENbBvzQC8

        Etnomatematika merupakan penggunaan nilai-nilai matematika dalam suatu kebudayaan yang ada pada suatu lingkungan masyarakat. Pada tahun 1977 etnomatematika mulai diperkenalkan oleh seorang matematikawan Brazil yang bernama D’Ambrosio. Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, hampir seluruh masyarakat Indonesia menggunakan etnomatematika. Secara umum, rumah adat suku Baduy memiliki struktur bangunan yang tinggi seperti rumah panggung dengan material menggunakan bahan-bahan dari alam. Rumah masyarakat Baduy bersifat terbuka bagi orang sekampung karena orang Baduy sangat erat kekerabatannya dalam masyarakatnya sehingga seluruh warga dianggap keluarga sendiri. Hal ini mencerminkan kondisi rumah yang terdapat di pedesaan pada umumnya. Aspek-aspek matematis ruang vektor pada rumah suku baduy adalah dinding rumah yakni sebagai berikut:

                                                        a. Translasi                    b.Transformasi

    Translasi merupakan suatu transformasi yang digeser atau dipindahkan sejauh jarak dan arah yang sama. Gambar a memuat penerapan transformasi geometri yaitu translasi. Bangun datar 2 merupakan salah satu hasil translasi dengan suatu vektor tertentu. Pada gambar b, titik A dan titik B merupakan representasi titik pada bangun datar 1, sedangkan titik A’ dan titik B’ adalah hasil translasi dengan suatu vektor tertentu.
    Sumber: M Sekarpandan, H E Wardani, and Christina Putri Setyani, “Eksplorasi Etnomatematika Pada Rumah Adat Baduy Di Kabupaten Lebak Banten,” Eksplorasi Etnomatematika pada Rumah Adat Baduy di Kabupaten Lebak Banten 5 (2022): 282–289, https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/54170%0Ahttps://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/download/54170/21025.


    2. Pola Batik Keraton Surakarta

    Sumber gambar :https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_keraton


        Etnomatematika memberikan peluang pengkajian batik dari dua sudut pandang, yaitu kebudayaan dan matematika. Batik keraton (dikenal juga dengan istilah batik larangan atau batik vorstenlanden) adalah batik yang berkembang dalam lingkungan keraton, baik Yogyakarta maupun Surakarta. Batik keraton merupakan awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung beragam makna filosofi hidup yang banyak terilhami dari kebudayaan Hindu-Jawa. Batik-batik ini dibuat oleh para putri keraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan keraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak termasuk Batik Udan Liris, dan beberapa motif lainnya. Berikut aspek-aspek matematis pada pola batik keraton Surakarta:

    Gambar a. Analisis Pola Simetri Batik Sidamukti  

    Batik-batik yang memiliki pola simetri antara lain batik wirasat, batik sidamukti, batik sidaasih, dan batik sidamulya. Pola ini tidak memiliki rotasi, refleksi, ataupun pantul geser. Sebagai ilustrasi, pola ini ditunjukkan oleh pola simetri batik Sidamukti yang ditunjukkan Gambar a. Motif batik tersebut diperoleh dengan menggeser secara berulang pola dasarnya, yang ditunjukkan oleh segiempat berwarna hijau, dengan menggunakan dua vektor translasi: vektor pertama adalah vektor yang berwarna biru dan vektor kedua berwarna kuning. 

    Gambar b. Analisis Pola Simetri Batik Parang Canthel 

    Pola ini dimiliki oleh batik Parang Pamor dan batik Parang Canthel. Pola kedua batik ini memiliki rotasi, tetapi tidak memiliki sumbu refleksi maupun pantul geser. Kedua pola dalam batik ini sama-sama memiliki rotasi terkecil sebesar 180°. Sebagai ilustrasi, analisis simetris motif batik Parang Canthel ditunjukkan oleh Gambar 5. Pusat rotasi motif batik tersebut ditunjukkan oleh noktah berwarna kuning. Sinar berwarna hijau dan biru menunjukkan vektor translasi motif tersebut.
    Sumber: Maria Glory Astriandini and Yosep Dwi Kristanto, “Kajian Etnomatematika Pola Batik Keraton Surakarta Melalui Analisis Simetri,” Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 10, no. 1 (2021): 13–24.

    Related Posts

    Posting Komentar